Oleh : Aulia Rahim*
”Kita tak bisa mengubah arah angin, tapi kita
bisa mengatur kepak sayap kita”
Seorang dosen menjelaskan kepada mahasiswanya, “Coba, kalian lihat
gambar apakah ini?”. Semua mahasiswa mulai menganalisis gambar yang ditampilkan
di slide presentasi dosen. “Gambar,
laki-laki meniup terompet”, ucap salah seorang mahasiswa. “Gambar wajah
perempuan”, kata mahasiswa yang lain.
Sang dosen pun membenarkan jawaban kedua mahasiswa tersebut. “Semua
benar, tergantung cara memandang kita terhadap gambar tersebut, coba perhatikan
gambar yang berwarna hitam, tentu kita
akan melihat dengan jelas bahwa gambar tersebut adalah gambar seorang laki-laki
meniup terompet. Tapi, coba perhatikan gambar yang berwarna putih, kita akan
melihat wajah seorang perempuan”, tutur sang dosen.
Itulah yang disebut dengan cara pandang. Dimana kita tidak hanya
memandang sesuatu hanya pada satu arah tetapi memandang sesuatu dari berbagai
arah.
Suatu ketika kita menghadapi sebuah masalah. Namun, kita tak terpaku
pada masalah tersebut sebab kita memandang masalah itu dari sudut pandang yang
lain. Orang lain mungkin beranggapan masalah kita itu cukup sulit dan berat
tetapi kita tetap terlihat tenang dan tegar menghadapinya. Kita tetap berpikir
positif terhadap suatu masalah salah satunya karena masalah mendidik kita agar
lebih dewasa.
Sama halnya seperti mahasiswa. Sudut pandang apakah yang kita gunakan
ketika kuliah? Apakah yang untuk mencari nilai IP tinggi ataukah ada yang lain?
Mengubah sudut pandang kita terhadap kuliah. Kuliah tak hanya
semata-mata mencari nilai IP yang tinggi. Jika kita mencari nilai IP yang tinggi maka kuliah kita menjadi value oriented, orientasi kita kuliah hanya kepada nilai, nilai dan nilai.
Berbagai cara
pun akan kita lakukan untuk mendapatkan nilai yang memuaskan demi mengapai
orientasi yang kuat terhadap nilai. Padahal, nilai bukanlah segala-galanya.
Meminjam kata-kata seorang dosen, “Nilai IP itu seperti pintu gerbang memasuki
dunia kerja, setelah memasuki dunia kerja maka pintu gerbang itu tidak dilewati
lagi”.
Salah satu
sudut pandang yang lain yakni study
oriented yaitu orientasi kita untuk selalu belajar. Belajar disini adalah
menuntut ilmu. Menuntut ilmu apapun sesuai dengan disiplin ilmu kita
masing-masing.
Sang idola kita
pun berpesan,
“Tuntulah ilmu
hingga ke negeri Cina”
Sudut pandang study oriented akan berefek samping
kepada nilai. Jikalau kita rajin dan bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu
tentu kita akan mendapatkan nilai yang bagus.
Ironisnya ,
sekarang ini kebanyakan mahasiswa lebih bersudut pandang pada value oriented terhadap kuliahnya.
Berbagai cara negatif dilakukan hanya untuk mengejar nilai yang tinggi. Padahal
yang sebenarnya kita kejar itu adalah ilmu bukan nilai.
Dengan berbekal
ilmu itulah kita akan menghadapi liku-liku permasalahan di dunia ini. Dengan
ilmu juga kita dapat memecahkan berbagai problematika kehidupan.
Bagaimana
dengan nilai? Apakah nilai bisa membantu kita mengarungi lautan masalah? Dan
apakah nilai juga mampu memecahkannya?
Semua itu
kembali ke diri kita masing-masing dalam hal sudut pandang. Karena, kita semua
memiliki sudut pandang yang berbeda-beda. Tetapi, ada baiknya kita memikirkan
kembali perbandingan kebaikan dan keburukan dari sudut pandang yang sekarang
ini kita yakini.
Jikalau sudut
pandang itu lebih banyak kebaikannya maka lanjutkanlah. Tetapi, jika sudut
pandang itu lebih banyak keburukannya maka tinggalkanlah dan ubahlah sudut
pandang kita tersebut.
*Kepala Departemen Sentra Kerohanian Islam
BEM Fak. Farmasi Universitas Ahmad Dahlan
Yogyakarta
nice (y)
BalasHapus